Cast:

Park Ji Yeon T-ARA ‘Minho’s yeojacingu’
Thunder MBLAQ ‘Ji Yeon’s friend’
Other Cast:
Sully F(X) ‘Ji Yeon’s friend’
IU ‘Ji Yeon’s friend’
Luna F(X) ‘Ji Yeon’s friend’
Onew SHINee ‘Ji Yeon’s friend’
Park Jungsu Super Junior ‘Ji Yeon’s Appa’
Park Sandara 2NE1 ‘Ji Yeon’s Eomma’
Choi Siwon Super Junior ‘Minho and Sully Appa’
Im Yoona SNSD ‘Minho and Sully Eomma’
Krystal ‘Minho’s friend’
Park Ji Yeon pov..
Aku adalah puteri dari keluarga Park. Namaku Park Ji Yeon. Aku dilahirkan di sebuah keluarga yang serba berkecukupan. Bisa di katakan aku sudah mendapatkan semua yang aku inginkan. Appa dan Eomma sangat menyayangiku. Aku juga memiliki sahabat yang sangat peduli padaku. Aku merasa sangat bahagia dengan kehidupanku sekarang. Saat ini aku duduk di kelas 3 SMA di Seoul High School.
Hari ini aku berangkat ke sekolah. Seperti biasa Appa selalu mengantarku ke sekolah. setelah tiba di sekolah aku disambut oleh sahabat- sahabatku, yaitu IU, Luna, dan Sully.
“Akhirnya tuan puteri datang juga.” Goda IU. Ya, mereka memang memanggilku Tuan Puteri. Karena mereka selalu iri padaku karena mendapatkan banyak perhatian dari Appaku, meskipun Appa sangat sibuk dengan pekerjaannya.
“Ahhh... Kalian ini... Kajja, kita masuk kelas.” Ajakku dan menebarkan senyuman pada mereka. Sepanjang perjalanan menuju kelas, kemi menyapa teman- teman kami yang lain.
“Ji Yeon..” panggil Sully.
“Kapan ya, Appa ku bisa mengantar dan menjemputku sekolah seperti yang dilakukan Appamu padamu?” ucap Sully.
“Appamu pasti sangat sibuk dengan pekerjaannya. Aku yakin Appa mu sangat menyayangimu.” Jawabku dan merangkul lengan kanan Sully.
“Tapi, mulai besok kehidupanku aka berubah. Aku akan bahagia.” Teriak Sully.
“Wae?” tanya IU.
“Hari ini, oppa ku pulang dari Amerika. Dan akan melanjutkan kuliahnya di Seoul. Menyenangkan?” ucap Sully dengan tersenyum lebar.
“Maksudmu, Choi Minho?” tanya Luna.
“Nae.” Jawab Sully.
“Sully, apa oppa mu itu sudah punya yeojacingu?” tanya IU.
“Aku tidak tahu. Sepertinya dia belum mempunyai yeojacingu, karena dia menyayangiku.” Ucap Sully.
“Ahh... Kau ini.. Masa kau mencintai oppa mu sendiri.” Ucap IU.
“Aishhh...... pokoknya kalau ada yeoja yng berani mendekati Minho oppa, harus aku seleksi dulu.” Jawab Sully.
Kami pun masuk ke dalam kelas dan mengikuti pelajaran pertama.
Pelajaran ke dua adalah olahraga. Dan hari ini adalah praktek sprint. Kami pun sprint mengelilingi lapangan. Namun, setelah selesai sprint, ku rasakan tubuhku melemah dan jantungku berdebar- debar, kepalaku pun pusing. Namun, aku menahan rasa sakit itu. Aku tidak ingin membuat khawatir sahabat- sahabatku.
Akhirnya pelajaran hari ini di sekolah pun selesai. Aku menunggu Appa yang kan menjemputku di depan gerbang sekolah. Sedangkan IU, Luna, dan Sully sudah pulang duluan.
Tidak menunggu lama, akhirnya Appa tiba dan mengantarku pulang.
“Appa appa appa...” panggilku pelan.
“Ada apa dengan puteri Appa?” tanya Appa panik dan menghentikan laju mobil.
“Aku sulit bernafas, appa. Dadaku sangat sesak..” jawabku dan karena sudah tidak bisa menahan rasa sakit itu lagi, aku pun pingsan. Namun, aku masih bisa mendengar suara appa memanggil namaku dan terdengar sangat panik.
Setelah aku mulai terbangun dari pingsanku, terlihat dihadapanku berdiri Appa dan Eomma dengan kecemasan mereka.
“Aku dimana? Ada apa denganku?” ucapku pelan.
Tiba- tiba seorang dokter masuk ke dalam ruang rawatku. Dan menyuruh Appa dan Eomma berbicara di ruangannya. Karena aku penasaran dengan apa yang ingin dikatakan dokter padd Appa dan Eommaku, aku memutuskan untuk mengikuti mereka dan mencoba mendengar apa yang sedang mereka bicarakan di ruangan itu.
“Dok, bagaimana keadaan puteri saya?” tanya Eomma panik.
“Duduklah..” ucap Dokter.
“Hasil diagnosa kami, puteri kalian mengidap penyakit jantung stadium akhir. Penyakit jantung memang selalu terlambat diketahui. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, menyebabkan puteri kalian tiba- tiba pusing dan pingsan. Masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru, menyebabkan sesak nafas tiba- tiba.” Ucap dokter
Mendengar ucapan dokter, seketika membuat air mataku tiba- tiba jatuh dan membanjiri pipiku.
“Tuhan, mengapa harus begini? Apa yang harus aku lakukan? Mengapa tiba- tiba penyakit ini hinggap di dalam tubuhku. Selama ini aku merasa sangat sehat. Kenapa pada akhirnya harus seperti ini?” batinku.
“Untuk beberapa hari ini, sebaiknya puteri kalian di rawat inap disini untuk menjalankan pemeriksaan selanjutnya. Jika kondisi kesehatan puteri kalian telah stabil, puteri kalian saya perbolehkan pulang.” Ucap dokter lagi.
Appa dan Eomma pun meninggalkan ruangan dokter dan melihatku terduduk di depan ruang dokter.
“Ji Yeon.. Kau sudah mendengar semuanya?” tanya Eomma yang juga meneteskan air matanya.
“Eomma, Appa.. Aku akan baik- baik saja...” ucapku dengan isakan tangis.
Eomma dan Appa pun mengantarkan ku ke ruang rawatku.
Aku duduk di atas ranjangku.
“Eomma, aku mohon berhenti menangis.” Ucapku.
“Eomma tidak mau kehilanganmu, Ji Yeon. Seandainya diizinkan, sebaiknya Eomma saja yang menggantikanmu mengidap penyakit itu.” Ucap Eomma dan masih dengan tangisannya.
“Eomma, aku tidak akan mati sekarang. Eomma, Appa bolehkah aku mengatakan sebuah permintaan?” tanyaku dan tersenyum pada Eomma dan Appa.
“Tentu, kau mau apa Ji Yeon? Appa dan Eomma pasti akan mengabulkannya.” Jawab Appa.
“Aku mau kalian jangan pernah menangis karena aku. Bersikaplah seperti biasanya. Jangan teteskan air mata kalian untukku. Di sisa hidupku, aku akan membuat Appa dan Eomma bahagia. Aku janji.” Ucapku.
Appa dan Eomma pun memelukku.
Choi Minho pov...
Hari ini aku baru tiba di Seoul, aku sangat senang karena bisa bertemu dengan saeng kesayanganku lagi. Aku juga sangat merindukan Appa dan Eomma. Aku tiba di rumah cukup malam karena aku mengambil penerbangan paling terakhir.
“Oppa........” teriak saengku Sully dan memelukku erat.
“Saeng..” jawabku.
“Ahhh... Oppa... Aku sangat merindukanmu...” ucap Sully.
“Nado...” jawabku.
Aku pun melepaskan pelukan Sully dan menghampiri Appa dan Eomma.
“Wahh.... putera Appa semakin tampan saja, mengingatkan pada masa muda Appa.” Ucap Appa dan memelukku.
“Aissshhhh.... Appa narsis juga ya...” dengus Sully.
“Eomma sangat merindukanmu, Minho..” ucap Eomma dan juga memelukku.
“Minho, sebaiknya kau makan malam dulu.” Ucap Eomma.
“Aku sudah makan malam, Eomma. Aku sangat lelah, aku langsung ke kamarku saja..” jawabku.
“Baiklah... Beristirahatlah.” Ucap Eomma.
Aku pun membawa koperku ke dalam kamarku yang sangat aku rindukan. Dan diikuti oleh saengku Sully.
“Oppa, besok antarkan aku ke sekolah. Nae? Aku akan membuat iri sahabat- sahabatku karena aku punya oppa setampanmu.” rengek Sully.
“Sully, aku ingin bertemu dengan salah satu sahabatmu yang bernama Park Ji Yeon. Aku penasaran dengannya. Setelah mendengar ceritamu tentangnya melalu e- mail yang kau kirimkan membuatku penasaran dengan sosok asli Park Ji Yeon.” Ucapku semangat.
“Makanya, besok oppa antarkan aku ke sekolah. Aku akan mempertemukanmu dengan Ji Yeon.” Rengeknya lagi.
“Baiklah...” jawabku.
Hari ini aku sudah berjanji pada Sully untuk mengantarnya sekolah. Namun, yang membuatku bersemangat hari ini adalah karena Sully akan mempertemukanku dengan Park Ji Yeon.
@Seoul High School.....
“Selamat pagi, sahabat- sahabatku..” sapaku pada IU dan Luna.
“Minho oppa........” teriak IU dan Luna bersamaan.
Disaat kami berbincang- bincang sambil menunggu Ji Yeon, ada seseorang yang menghampiri kami.
“Paman, Ji Yeon kemana?” tanya Sully.
“Sully, IU, Luna, hari ini paman akan menemui wali kelas Ji Yeon.” Jawabnya.
“Ada apa dengan Ji Yeon, paman?” tanya IU kahawatir.
“Untuk beberapa hari Ji Yeon harus dirawat di rumah sakit. Jadi, tidak akan masuk sekolah dulu.” Jawabnya.
“Ji Yeon sakit? Dirawat di rumah sakit mana, paman? Pulang sekolah nanti kami akan menjenguk Ji Yeon.” Tanya Luna.
“Seoul Hospital. Ya sudah kalau begitu, paman masuk duluan ya..”
“Menapa Ji Yeon tidak memberitahuku? Apakah aku ini bukan sahabatnya lagi? Setidaknya dia meneleponku.” Ucap Sully.
“Baiklah Sully, oppa pulang duluan ya.. nanti, oppa jemput kalian, kita jenguk sahabat kalian bersama.” Ucapku.
Pagi ini aku sungguh tidak beruntung. Aku pikir aku akan beremu dengan Ji Yeon. Setiba di rumah, aku masuk ke dalam kamar Sully dan di meja belajarnya aku menemukan sebuah foto. Dalam foto itu ada Sully, IU, Luna, dan aku yakin yeoja ini adalah Ji Yeon, dia cantik.
Hari ternyata sudah siang, aku pun bergegas menjemput Sully dan 2 sahabatnya untuk menjenguk Ji Yeon di rumah sakit.
Setiba di rumah sakit, kami langsung ke ruang rawat Ji Yeon.
“Ji Yeon.....” panggil IU.
“Ahhh... Kalian menjengukku??” ucap Ji Yeon.
“Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau sakit?” tanya Sully.
“Mianhae, aku tidak ingin membuat khawatir kalian.” Jawab Ji Yeon.
“Kau semakin membuat kami khawatir jika kau tidak memberitahu kami tentang keadaanmu.” Ucap Luna.
“Ji Yeon, kenalkan ini oppaku, yang ku ceritakan kemarin.” Ucap Sully.
“Hai Ji Yeon. Choi Minho imnida, kau boleh memenggilku Minho.” Ucapku.
“Nae, aku Park Ji Yeon.” Jawabnya singkat.
“Kau sakit apa, Ji Yeon?” tanya IU.
“Tidak ada yang parah kok. Kalian tidak usah khawatir. Malam ini dokter telah mengizinkan aku untuk pulang. Kondisi kesehatanku sudah membaik.” Jawab Ji Yeon.
Tiba- tiba ada seorang namja masuk ke dalam ruang rawat Ji Yeon.
“Ji Yeon, bagaimana keadaanmu?” tanya seorang namja yang baru tiba dengan membawa serangkai bunga di tangan kanan.
“Onew oppa, bagaimana kau tahu aku berada disini?” tanya Ji Yeon pada namja bernama Onew.
“Appa mu yang memberitahuku.” Jawab namja itu.
“Sully, IU, Luna, Minho oppa. Kenalkan ini Onew oppa, putera rekan bisnis appa ku.” ucap Ji Yeon.
“Annyeong, aku Lee Jinki. Tapi, kalian boleh memenggilku Onew.” Ucapnya.
“Annyeong.. Aku Sully...”
“Aku IU....”
“Aku Luna....”
“Aku Choi Minho.....”
“Ji Yeon mianhae tidak bisa lama disini. Aku masih ada jam kuliah.” Ucap Onew.
“Nae, oppa.. Gwaenchana..” jawab Ji Yeon. Onew berpamitan pada kami juga.
“Ji Yeon...” panggil Sully..
“Nae, kau merindukanku?” canda Ji Yeon.
“Kau tahu?” tanya Sully.
“Apa?” tanya Ji Yeon bingung.
“Ada seseorang yang ingin sekali bertemu denganmu sejak kemarin.” Ucap Sully.
“Siapa?”
“Minho oppa. Aku kan sering menceritakan tentang persahabatan kita pada Minho oppa, terutama tentangmu Ji Yeon.” Ucap Sully.
“Baiklah, aku lapar.. Kita cari makan yukkk..” ajak IU pada Luna dan Sully.
“Kajja....” ucap Sully dan Luna bersamaan.
“Mereka meninggalkan kita berdua, oppa..” ucap Ji Yeon.
“Kita nikmati saja..” jawabku jahil.
“Minho oppa, mau apa?” tanyanya. Aku semakin mendekatkan wajahku pada wajah Ji Yeon.
“Kau cantik.” Bisikku.
“Aku tidak mempan dengan rayuan gombalmu itu, oppa.”
“Aku tidak sedang merayumu. Aku berbicara sesungguhnya.”
Aku pun banyak bercanda dengan Ji Yeon.....
Choi Minho dan Park Ji Yeon sudah dekat selama 6 bulan. Ji Yeon dan sahabat- sahabatnya pun sudah lulus dari bangku SMA. Choi Minho juga sudah lulus kuliah dan sekarang menjadi Assistant Appa nya di kantor milik keluarga Choi.
Ji Yeon, Sully, IU, dan Luna kuliah di temat yang sama. namun, berbeda jurusan.
Choi Minho pov..
Sudah setengah tahun aku semakin dekat dengan Ji Yeon. Malam ini aku meminta Ji Yeon untuk menemuiku di Sungai Han. Aku akan mengungkapkan perasaanku padanya.
@Sungai Han...
“Minho oppa, mianhae aku terlambat.” Ucap Ji Yeon.
“Gwaenchana Ji Yeon.” Aku menarik tangan Ji Yeon.
“Oppa, apa yang ingin kau katakan?” tanyanya.
“Ji Yeon...”
“Nae, Minho oppa?”
“Kau tahu di dunia ini ada yang tidak bisa dipaksakan?”
“Maksud, oppa?”
“Apakah kau mengetahuinya? Sesuatu di dunia ini yang tidak dapat dipaksakan.”
“Nasib.” Jawab Ji Yeon.
“Nae, kau benar. Tidak salah kau menjadi siswi terbaik. Hal-hal seperti nasib, terlepas dari seberapa keras kamu berusaha untuk meraih, kamu tidak bisa mencengkeram itu. Dan bahkan jika kamu berhasil mendapatkan itu, itu tidak akan tinggal di tanganmu selamanya.” Ucapku.
“Mengapa oppa bertanya itu?” tanyanya.
“Seperti halnya perasaan. Kau tahu, pertama kali aku mendengar tentangmu dari Sully, aku sudah sangat penasaran denganmu. Aku menyukaimu, Ji Yeon.. Maukah kau menjadi yeojacinguku?”
“Mengapa Minho oppa menyukaiku?”
“Ada yang mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk cinta. Itu semua bohong. Bagaimana bisa seseorang mencintai tanpa alasan? Aku dapat memberitahumu setidaknya 100 alasan mengapa aku mencintaimu. Suaramu, jari-jarimu, aromamu, bayanganmu. Aku bahkan seperti orang yang amnesia. Aku suka segala sesuatu tentang dirimu. Itulah alasanku.”
“Menurutku cinta sejati adalah seseorang yang mencintai seseorang tanpa mengetahui alasannya. Aku berpikir jika oppa mempunyai banyak alasan menyukaiku karena suaraku, jari- jariku, aromaku, bayanganku, berarti jika aku tidak bisa bicara, dan semua yang ada pada diriku tidak seperti saat ini, oppa tidak akan menyukaiku?”
“Ji Yeon... Aku benar- benar menyukaimu.. Saranghae jeongmal saranghae Ji Yeon..”
“Minho oppa, mianhae. Aku hanya menganggap oppa sebagai kakak laki- lakiku tidak lebih. Oppa harus mendapatkan seseorang yang bisa membahagiakan oppa. dan orang itu bukanlah aku, aku hanya akan membuatku menderita dan kecewa padaku.”
“Ji Yeon, apa maksudmu?”
“Mianhae Minho oppa. Aku menyayangimu....” ucap Ji Yeon dan melepaskan cengkraman tanganku dan pergi meninggalkanku.
“Ji Yeon, kau tidak bisa membohongiku. Aku tahu kau memiliki perasaan yang sama denganku. Mungkin ada alasan tertentu yang membuatmu tidak menerima perasaanku untuk saat ini. Aku akan tetap menunggumu Ji Yeon sampai saat nasib yang melarang.” Batinku.
@keluarga Choi..
Setelah tiba di rumah, aku putuskan untuk langsung masuk ke dalam kamarku. Ku lihat Eomma, Appa, Sully memanggilku untuk bergabung bersama mereka. Namun aku tidak menghiraukan mereka. Sepertinya Sully mengikutiku...
“Oppa, ada apa denganmu? Mengapa kau terlihat sangat kacau?” tanya Sully padaku.
Aku hanya diam dan membaringkan tubuhku di kasur.
“Minho oppa, jawab aku...”
“Ji Yeon menolakku..”
“Apa? Ji Yeon menolak oppa? Mengapa bisa? Aku pikir Ji Yeon juga menyukai oppa.”
“Entahlah...”
Park Ji Yeon pov.....
Aku terbaring lemas di kasurku.
“Minho oppa, saranghae jeongmal saranghae... Aku juga menyukaimu Minho oppa. Aku tidak ingin menyakiti namja baik sepertimu. Sisa hidupku tidak lama lagi.” Batinku.
Tiba- tiba gejala penyakit itu kambuh lagi, dadaku mulai sesak. Aku mulai kesulitan bernafas.
“Oh Tuhan, jangan ambil nyawaku sekarang.. Aku belum menyampaikan selamat tinggal kepada Minho oppa dan sahabat- sahabatku.” Batinku dan air mata kini mengalir deras di pipiku.
Cukup lama aku merasakan sesak nafas. Aku sulit untuk berteriak. Namun, Tuhan masih menyayangiku. Eomma masuk ke dalam kamarku dan menemukanku sedang merasakan gejala penyakit ini. Aku pun segera dilarikan ke rumah sakit.
Aku pun koma di rumah sakit.
Choi Minho pov.....
“Minho oppa, ayo bangun......” teriak Sully.
“Ada apa Sully mengapa kau panik seperti itu?”
“Ji Yeon, oppa.........”
“Ada apa dengan Ji Yeon?”
“Ji Yeon masuk rumah sakit lagi dan sekarang dia dalam keadaan tidak sadarkan diri. Baru saja aku mendapatkan telepon dari eomma Ji Yeon.”
“Ji Yeon. Ayo kita segera kesana.. Aku takut terjadi sesuatu dengan yeoja yang ku cintai.”
“Oppa, kau mandi dulu.... Aku akan menunggumu.”
Aku dan Sully pun pergi ke Seoul Hospital. Setiba disana ternyata Eomma dan Appa Ji Yeon, IU, dan Luna sudah berada disana.
“Paman, bibi.. Bagaimana keadaan Ji Yeon?”
“Minho, Sully......” panggil Eomma Ji Yeon dan menangis.
“Sebenarnya Ji Yeon sakit apa?” tanyaku panik.
Sebelum appa Ji Yeon menjawab pertanyaanku, Dokter telah selesai memeriksa Ji Yeon.
“Kalian keluarga Park Ji Yeon?” tanya Dokter.
“Saya appa Ji Yeon.” Jawab paman.
“Bagaimana dengan keadaan puteri kami, Dok?” tanya Bibi.
Kami pun mendekat pada Dokter.
“Ini adalah puncaknya. Ji Yeon memerlukan jantung baru. Jika tidak ada donor jantung untuk Ji Yeon, maka kita hanya tinggal menunggu keajaiban dari Tuhan.” Jawab Dokter.
“Akhirnya aku tahu alasan Ji Yeon tidak menerimaku, karena sisa hidupnya yang tidak lama lagi. Aku berjanji padamu Ji Yeon, akan mendapatkan donor jantung untukmu.” Batinku.
“Minho, Ji Yeon ingin berbicara denganmu.” Ucap Appa Ji Yeon. Aku pun masuk ke dalam ruang rawat Ji Yeon.
“Minho oppa..” panggilnya dan tersenyum padaku.
“Kau tidak marah padaku kan? Karena aku tidak mau menjadi yeojacingumu?” ucapnya lagi.
“Ji Yeon, Mengapa kau merahasiakan penyakitmu dariku? Ji Yeon.. Aku janji akan segera mendapatkan donor jantung untukmu.” Ucapku dan meneteskan air mataku.
“Oppa, aku akan baik- baik saja.” Ji Yeon mengubah posisi tubuhnya dari berbaring menjadi duduk dan menghadap ke arahku.
“Oppa, kau ini namja cengeng. Aku tidak suka namja cengeng.” Candanya.
“Kau masih bisa bercanda disaat seperti ini..”
“Oppa, sekarang kau tahukan alasanku tidak menerimamu sebagai namjacinguku? Minho oppa, kau sangat berharga bagiku. Aku tidak ingin membuatmu sedih apalagi sampai meneteskan air mata hanya untuk yeoja sepertiku.”
“Kau lebih berharga Ji Yeon. Ji Yeon, kau tidak akan pernah berhasil membujukku untuk tidak mencintaimu. Sampai kapanpun aku akan tetap mencintaimu. Aku tidak akan menyerah. Kau pernah bilangkan tentang nasib, nasib itu tidak dapat dipaksakan. Maka, aku akan tetap mencintaimu, aku akan tetap menunggumu sampai nasib benar- benar melarangku untuk berhenti mencintaimu Ji Yeon.”
“Minho oppa, kau jangan menjadi pabo namja. Minho oppa, nasib cintamu itu bukan bersama yeoja penyakitan sepertiku.”
“Kau akan sembuh Ji Yeon. Aku akan mencarikan pendonor jantung untukmu. Aku akan buktikan padamu, bahwa nasib Choi Minho adalah bersama Park Ji Yeon.”
Park Ji Yeon pov...
“Sudah 3 hari aku berada di rumah sakit ini, sungguh sangat membosankan. Sebaiknya aku jalan- jalan saja di taman rumah sakit.” Ucapku pada diri sendiri.
Di balik sebuah pohon, aku menemukan seorang namja yang sedang menghisap sebuah rokok.
“Kau.. Kau ini masih lingkungan rumah sakit. Kenapa berani- beraninya merokok??” bentakku pada namja itu.
“Ini bukan urusanmu.” Jawabnya ketus.
“Kau tidak menyayangi organ tubuhmu? Jika kau merokok akan melukai paru- parumu. Jangan sia- siakan hidupmu.” Bentakku lagi.
“Sebentar lagi aku akan mati. Jadi, kau tidak usah peduli padaku.” Jawabnya.
“Kita sama.. Usia ku juga tidak lama lagi. Aku mengidap penyakit jantung.” Ucapku dan duduk disamping namja itu.
“Siapa namamu?” tanya namja itu padaku.
“Park Ji Yeon.” Jawabku singkat.
“Aku Park Sang Hyun. Panggil aku Thunder. Paru- paruku sudah terluka, Park Ji Yeon.”
“Jangan buat paru- parumu semakin terluka.” Ucapku.
“Bagaimana dengan jantungmu? Ku rasa penyakitmu lebih parah dari penyakitku. Sebaiknya kau istirahat di kamarmu.”
“Aku ini sehat, hanya jantungku saja yang sakit.”
Semenjak aku bertemu dengan Thunder, aku merasa tidak bosan lagi di rumah sakit. Dia selalu menghiburku. Dia juga sering menyanyi dan menari untuk menghiburku. Mengingatkan kenanganku bersama Minho oppa. Sudah lama aku tidak bertemu dengan Minho oppa, “Ahhhh....mungkin dia sudah sadar, jika dia tetap mencintaiku akan membuatnya menderita.” Batinku.
“Kenapa kau melamun, Ji Yeon?” tanya Thunder mengagetkan aku.
“Aku hanya mengingat seseorang..”
“Namjacingumu?”
“Mana mungkin ada namja yang mau dengan yeoja yang usianya tidak lama lagi.”
“Aku mau menjadi namjacingumu. Usiaku juga tidak lama lagi. Ji Yeon, kau harus bisa bertahan hidup lebih lama dariku, nae? Jika aku meninggal lebih dulu, aku akan memberikan jantungku untukmu. Meskipun aku tidak bisa bersamamu, tapi salah satu organku masih hidup di dalam tubuhmu.”
“Jangan berkata seperti itu..”
“Saranghae Ji Yeon....”
Choi Minho pov...
Sudah beberapa hari ini aku tidak menemui Ji Yeon. Aku berusaha mencarikan donor jantung untuk Ji Yeon sampai ke luar negeri. Namun, aku tidak mendapatkannya.
Dan hari ini aku putuskan untuk bertemu dengan yeoja yang ku cintai yaitu Ji Yeon. Aku sangat merindukannya.
Namun, ketika aku akan keluar rumah menuju rumah sakit, di depan rumahku sudah berdiri seorang yeoja.
“Noona, cari siapa?” tanyaku.
“Minho oppa......” panggilnya dan memelukku.
“Krystal, sedang apa kau disini?” tanyaku kaget.
“Oppa, aku merindukanmu. Aku kesini untuk menyatakan perasaanku padamu. Saranghae Minho oppa. aku mau kau menjadi namjacinguku.” Ucap Krystal.
“Mianhae Krystal, aku tidak menyukaimu. Aku sudah mempunyai yeojacingu dan aku sangat mencintai yeojacinguku.” Jawabku, melepaskan pelukan Krytal dan berjalan menuju mobilku, lalu pergi ke rumah sakit. Aku tidak menghiraukau Krystal yang terus memanggil namaku.
@rumah sakit.
Setelah tiba di depan ruang rawat Ji Yeon ku lihat ada seorang namja yang baru saja keluar dari ruangan itu.
“Ji Yeon, bagaimana keadaanmu?” tanyaku.
“Minho oppa.. Aku pikir, kau tidak akan menemuiku lagi.”
“Siapa namja itu?”
“Dia teman baruku disini. Namanya Thunder, dia adalah salah satu pasien pengidap kanker paru- paru di rumah sakit ini. Selama beberapa hari ini, Thunder menemaniku di rumah sakit ini.”
“Mianhae, baru menjengukmu sekarang Ji Yeon. Aku sangat sibuk dengan kantorku akhir- akhir ini.” ucapku bohong.
“Gwaenchana, oppa....”
“Appa dan Eomma mu tidak disini?”
“Mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing- masing oppa. Setiap mereka pulang bekerja mereka selalu menempatkan untuk menjengukku dan menginap disini. Setelah matahari terbit mereka pergi untuk pekerjaan mereka dan yang menemaniku disini adalah Thunder.”
“Oppa semakin bersalah denganmu.”
“Gwaenchana, Minho oppa. Oppa aku ingin kencan denganmu.”
“Apa? Dengan kondisimu seperti ini?”
“Aku baik- baik saja, Minho oppa. Aku mau kencan dengan Minho oppa. Jebal!!!!”
“Baiklah kalau itu maumu.”
“Aku ganti pakaian dulu ya, oppa.”
Aku pun membawa pergi Ji Yeon dari rumah sakit.
“Kita mau kemana. Ji Yeon?”
“Terserah Minho oppa saja.”
“Bagaimana kalau kita ke Sungai Han?”
“Kajja......”
Aku dan Ji Yeon berjalan- jalan di pinggir sungai Han.
“Ji Yeon, apa kau benar- benar tidak mau menjadi yeojacingu oppa?”
“Oppa, jangan berikan pertanyaan itu lagi.”
“Ji Yeon tatap mata oppa.” aku membalikkan tubuh Ji Yeon dan menghadap ke arahku.
“Anii.....” Ji Yeon menundukkan kepalanya.
“Ji Yeon....” aku mengangkat dagu Ji Yeon dan mendekatkan wajahku dengan wajahnya. Dan bibirku mendarat mulut di bibir mungil Ji Yeon. Aku mencium Ji Yeon cukup lama dan aku merasa sangat senang karena Ji Yeon membalas ciumanku. Setelah lama kami berciuman, akhirnya kami melepaskan ciuman kami.
“Minho oppa....... Aku malu....”
Aku hanya tersenyum jahil. “Kau ingin melakukannya lagi?”
“Kau mencuri first kiss ku, Minho oppa.”
“Ji Yeon saranghae.”
“Nado saranghae, Minho oppa.”
“Kau menerimaku?”
“Aku mau jadi yeojacingu Minho oppa. Tapi, Minho oppa harus berjanji padaku. Jika kenyataan buruk itu tiba, kau tidak boleh bersedih karena kepergianku. Lanjutkan hidupmu.”
“Kau akan sembuh Ji Yeon..... Besok oppa akan melamarmu...”
“Secepat itukah?”
“Aku ingin segera memilikimu seutuhnya Park Ji Yeon. Mulai malam ini, aku akan selalu mengatakan aku mencintaimu Ji Yeon. Dan setiap hari akan mengatakannya untukmu. Saranghae saranghae saranghae saranghae saranghae saranghae..................” “Saranghae Park Ji Yeon” aku berteriak.
“Hentikan Minho oppa..”
Ku lihat wajah Ji Yeon mulai pucat dan terlihat kesulitan bernafas..
“Ji Yeon, gwaenchana?” aku pun segera membawanya kembali ke rumah sakit.
Aku menghubungi Eomma dan Appa Ji Yeon dan juga sahabat- sahabat Ji Yeon mengenai keadaan Ji Yeon saat ini.
“Dokter, bagaimana keadaan Ji Yeon?” tanya Eomma Ji Yeon sambil meneteskan air mata.
“Puteri Anda dalam keadaan tidak sadar. Dia harus secepatnya mendapatkan donor jantung.” Jawab Dokter.
“Dokter, ambil saja jantung milik putera saya. Putera saya kini telah bahagia di surga. Dan pesan terakhirnya adalah untuk mendonorkan jantungnya untuk seorang yeoja yang bernama Park Ji Yeon.” Ucap seseorang.
“Anda siapa?” tanya Appa Ji Yeon.
“Saya Eomma dari Thunder. Sudahlah dokter, cepat lakukan operasinya.”
Akhirnya operasi berjalan lancar. Ji Yeon sembuh dari penyakitnya.
Park Ji Yeon pov....
“Minho oppa, antarkan aku ke pemakaman Thunder.”
“Baiklah..”
@pemakaman.
“Thunder, terimakasih telah memberikan jantungmu untukku. Aku akan menjaga jantungmu ini. Kau memang telah pergi tapi, kau akan selalu di hatiku. Terimakasih telah menyanyi untukku, terimakasih telah menari untukku, terimakasih dengan lawakanmu yang sangat garing, terimakasih atas semuanya. Meskipun aku baru mengenalmu, tapi kau begitu baik padaku. Terimakasih...........” ucapku dan meneteskan air mata.
“Thunder, terimakasih telah memberikan jantungmu untuk yeojacinguku.” Ucap Minho oppa.
“Minho oppa, terimakasih karena kau tidak menyerah untuk tetap mencintaiku.”
“Ji Yeon, bagiku mencintaimu tidak ada tanggal kadaluarsanya. Cintaku padamu semakin dalam. Aku akan selalu menjaga dan melindungimu. Aku berhasil membuktikan padamu, jika kau adalah nasibku. Saranghae jeongmal saranghae Park Ji Yeon, kau adalah yang pertama dalam hidupku dan yang akan menemaniku di sisa hidupku. Kau akan menjadi satu- satunya. Maukah kau menikah denganku?”
THE END................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar