Kisah dimulai dari Choi Minho berada di sebuah taman di sekolah Seoul High School. Dia mencium harumnya bunga yang menghiasi taman. Tapi, perhatiannya teralihkan oleh keberadaan seorang yeoja yang sedang tertidur di sebuah bangku taman dengan wajahnya ditutupi oleh sebuah buku cukup tebal, yeoja itu bernama Park Ji Yeon. Choi Minho menghampiri Park Ji Yeon dan duduk disampingnya. Lalu dia mengambil buku tebal yang telah menutupi wajahnya.
“Ahhh... Ternyata Park Ji Yeon, yeoja kutu buku.” Ucap Minho.
Choi Minho terus memandangi wajah Ji Yeon saat tertidur dan tanpa dia sadari saat memandang Ji Yeon dia senyam- senyum sendiri, entah apa yang ada di pikiran Choi Minho pada Park Ji Yeon. Choi Minho semakin memandang Park Ji Yeon dalam dan wajahnya semakin mendekat pada Ji Yeon.
Bel tanda pelajaran akan dimulai pun berbunyi, sontak membuat Ji Yeon terbangun dan dia menemukan wajah seseorang berada dekat dengan wajahnya.
“Aiiissssshhhh....... Minho sunbae... Apa yang akan kau lakukan padaku???” teriak Ji Yeon sambil mendorong Choi Minho menjauh darinya.
“Ini bukumu, yeoja Park.” Ucap Minho santai.
“Huhhhh.... Namja anehhh..” dengus Ji Yeon, meninggalkan Minho dan menuju kelasnya.
“Kau lebih aneh dari yeoja Park.” Teriak Minho.
Di dalam kelas Ji Yeon merasa aneh dengan tingkah Choi Minho saat di taman sekolah.
“Aissshhh...... Tadi Minho sunbae mau melakukan apa padaku?? Dasaarr namja mesum.. Mengapa bisa para yeoja disini mengidolakannya. Tingkahnya sangat buruk.” Batin Ji Yeon.
Sepanjang pelajaran dia hanya memikirkan tentang kejadian tadi pagi. Dan tanpa disadar Ji Yeon, Yesung Songsaenim menyadari tiingkah Ji Yeon yang aneh hari ini.
“Park Ji Yeon, apa yang sedang kau pikirkan hari ini?” tanya Yesung songsaenim, guru Bahasa Korea kami. Sementara Taemin sahabatnya hanya memandang Park Ji Yeon dari belakang.
“Apakah kalian tahu betapa beratnya menjadi songsaenim senior?” tanya Yesung songsaenim lagi.
Park Ji Yeon dan teman- temannya yang lain hanya diam dan mendengarkan Yesung songsaenim berbicara. Entah mereka mengerti atau tidak dengan semua yang telah diucapkan oleh Yesung songsaenim.
Park Ji Yeon dan teman- temannya sedang berada di kantin, mereka membicarakan tentang nilai- nilai pelajaran mereka yang menurun.
“Bagaimana ini? Nilai- nilai menurun drastis.” Ucap Taemin.
“Aku juga..” ucap IU dan Sully bersamaan.
“Ji Yeon, bagaimana ini? Bantulah kami....” Taemin memohon.
“Sully, bukankah kau punya Minho sunbae. Minho sunbae oppa mu kan? Kenapa tidak minta tolong padanya saja.” Ucap Ji Yeon pada Sully.
“Aisshhh.... Ji Yeon. Dia tidak peduli padaku. Lagi pula sekarang ini dia sangat sibuk dengan tugasnya sendiri, sekarang dia kelas 3.” Jawab Sully.
“Apa? Sibuk? Kau tahu? Pagi- pagi saja aku sudah bertemu dengannya di taman Seoul School High School.” Ucap Ji Yeon.
“Mengapa bisa?” tanya Sully kaget.
“Tanyakan saja pada Oppa mu itu. Oh iya katakan padanya, jangan pernah berbuat macam- macam padaku.” Jawab Ji Yeon datar.
“Apa yang dilakukan Minho oppa padamu, Ji Yeon?” tanya Sully.
“Lupakan. Aku lapar....” jawab Ji Yeon mengalihkan pembicaraan.
Para yeoja di kantin berteriak histeris ketika Choi Minho bersama 3 namja sahabatnya baru tiba di kantin....
“Kyyyaaa.... Minho sunbae....... Onew sunbae..... Jong sunbae.... Key sunbae.......” itulah teriakan para yeoja itu.
Park Ji Yeon pov......
“Aisshhh... berisik sekali disini. Menghilangkan selera makanku saja.”
Ku lihat Minho sunbae bersama 3 namja sahabatnya menghampiri mesin minuman dan memasukkan koinnya, namun minumannya tidak keluar. Rasanya aku ingin sekali tertawa, tapi aku menahannya. Ku lihat Seohyun mendekati Minho sunbae dan memberikan minumannya kepada Minho sunbae. Namun, Minho sunbae tidak memperdullikan Seohyun.
“Aisshhh.. yeoja itu berani- beraninya mendekati oppaku.” Ucap Sully kesal.
Aku lebih memilih untuk meniggalkan tempat itu.
“Ji Yeon, kau mau kemana?” tanya IU.
“Perpustakaan.” Jawabku singkat.
Ketika aku akan melangkahkan kakiku meninggalkan kantin. Ada seseorang yang menghalangiku.
“Park Ji Yeon, kau mau kemana?” tanya Seohyun. Seohyun berbicara padaku saat dia berada disamping Minho sunbae dan sahabat- sahabatnya.
“Bukan urusanmu.” Jawabku singkat.
“Aku bertanya baik- baik denganmu, tapi kau jawab dengan jutek.” Ucap Seohyun dengan nada bicara lembut.
“Aku tidak peduli.” Jawabku singkat dan pergi meninggalkannya.
“Park Ji Yeon, kau menyukai Minho sunbae?” teriak Seohyun dan membuatku membalikkan tubuhku dan berjalan menghampiri Seohyun.
“Tadi pagi aku melihatmu dan Minho sunbae di taman sekolah. Jangan pernah dekati Minho sunbae.” Ucapnya dengan suara yang lebih keras dan membuat semua namja dan yeoja yang ada di kantin mendengar apa yang diucapkan Seohyun. Minho sunbae terlihat tidak peduli dengan apa yang dikatakan Seohyun, sedangkan 3 namja sahabat Minho sunbae menunjukkan ekspresi kaget. Semua yeoja di kantin memandang sinis ke arahku.
“Seohyun, aku tidak ada hubungan apa- apa dengan Minho sunbae. Itu hanya kebetulan. Kau tidak usah khawatir aku akan mendekati namjacingu khayalanmu itu.” Jawabku datar.
“Namjacingu khayalan?” tanya Seohyun dan mengangkan sebelah alisnya.
Aku tidak memperdulikan apa yang dikatakan Seohyun dan pergi meninggalkan kantin.
Sepulang sekolah IU, Sully, dan Taemin datang ke rumah Ji Yeon untuk belajar bersama. Ini adalah pertama kalinya IU, Sully, dan Taemin datang ke rumah Ji Yeon. IU, Sully, dan Taemin terlihat kagum dengan keindahan rumah Ji Yeon, mereka berjalan berkeliling dan menikmati pemandangan dari jendela lantai atas.
Kemudian sebelum memulai belajar bersama, mereka menyantap makan siang yang sangat lezat buatan Eomma Ji Yeon.
Setelah makan siang, barulah kami mulai belajar bersama.
Choi Minho pov..
Sejak pulang sekolah tadi aku belajar karena sekarang aku sudah kelas 3 , jadi aku harus lebih banyak memanfaatkan waktuku untuk belajar. Sekitar 3 jam aku belajar dalam kamar, perutku terasa lapar. Aku pun turun ke bawah menuju dapur. Beginilah nasih seorang anak yang memiliki Eomma berkarir. Tidak ada pembantu pula. Biasanya Sully yang menyiapkan makan siang, tapi kemana dia. ya sudahlah aku putuskan untuk memasak makanan sendiri.
Sekitar 15 menit, makananku pun sudah matang dan mulai menyantapnya di meja makan.
“Aku pulang..” ucap Sully dan langsung menghampiriku di meja makan.
“Mengapa baru pulang?” tanyaku sambil melahap makananku.
“Aku belajar bersama dulu di rumah Ji Yeon, oppa. Nilai- nilaiku di sekolah menurun oppa. Tapi, kau tidak peduli denganku. Makanya aku minta bantuan kepada Ji Yeon untuk mengajariku. Untung aku punya sahabat sepintar dan sebaik Ji Yeon. Tuhan masih sayang padaku... hheheheh..” ucap Sully.
“Aku kan sekarang sudah kelas 3. Jadi, aku juga harus fokus dengan belajarku.” Jawabku masih melahap makananku.
“Minho oppa, hubunganmu dengan Ji Yeon???” tanya Sully ragu- ragu.
“Kata Ji Yeon apa?”
“Aisshhh... Mengapa oppa balik tanya? Ji Yeon bilang, tanyakan langsung pada Oppa.”
“Entahlah.....” jawabku.
“Apa kau menyukai Ji Yeon?”
“Mengapa kau bertanya seperti itu?”
“Aku ingin menjodohkanmu dengan Ji Yeon. Aku rasa Oppa akan menjadi pasangan serasi dengan Ji Yeon. Lagi pula Ji Yeon itu yeoja baik..” jawab Sully.
Aku hanya terdiam mendengar ucapan Sully.
“Tapi, aku jadi ragu......” ucap Sully pelan.
“Wae?”
“Imagemu terlanjur buruk di pikiran Ji Yeon. Entah apa yang kau perbuat tadi pagi di taman sekolah sehingga membuat Ji Yeon kesal.” Jawab Sully.
“Aku risih melihatmu dengan seragam yang masih lengkap. Ayo ganti bajumu..” perintahku padanya.
“Yeoja Park, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku. Wajahnya saat tidur sangat lucu.. Sungguh aku tidak bisa melupakannya. Mengapa aku tidak menyadari ada yeoja sepertimu di sekolah.” batinku.
@Seoul High School..
Hari ini aku berniat ke taman sekolah lagi, siapa tahu disana ada Ji Yeon. Ternyata benar saja, Ji Yeon sedang duduk di bangku yang kemarin sambil membaca buku.
“Kau tidak tertidur lagi??” tanyaku yang mengagetkan Ji Yeon.
“Kenapa ada disini?” tanyanya dingin.
“Aku kan juga sekolah disini. Jadi, tidak satupun orang yang melarangku untuk kesini.” Jawabku dan duduk disampingnya.
“Siapa yang mengizinkan kau duduk di sampingku?” tanyanya dingin.
“Kau tahu siapa aku? Jika kau menyakitiku, semua fansku akan marah padamu.”
“Aku tidak peduli.”
“Kenapa kau senang berada disini?” tanyaku pada Ji Yeon.
“Bukan urusanmu, Sunbae. Sebaiknya kau urus saja yeojacingu khayalanmu Seohyun. Jika dia melihat kau dan aku, aku yang akan dia sakiti.”
“Aku akan melindungimu, Park Ji Yeon.”
“Aisshhh... Aku bukan yeoja lemah. Aku tidak perlu perlindungan dari namja mesum sepertimu.”
“Mengapa kau panggil aku namja mesum?”
“Kemarin untuk apa kau mendekatkan wajahmu padaku? Kau ini mencari kesempatan dalam kesempitan kan? Disaat aku sedang tertidur, kau mencoba menciumku..”
“Aisshhhh.. Ternyata itu yang ada di pikiranmu saat itu. Hahhaha....”
Aku pun mendekatkan wajahku pada Ji Yeon..
“Kau mau apa Choi Minho....” teriaknya dan mendorongku sekuat tenaganya.
Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya..
“Tidak akan pernah berhasil Choi Minho....” ucapnya setelah berhasil menjauh dariku dan menjulurkan lidahnya padaku.
“Sungguh menggemaskan yeoja ini.” batinku.
Park Ji Yeon pov...
“Sial sekali hari ini, pagi- pagi sudah bertemu namja mesum.” Ucapku. Dan duduk di samping IU.
“Kau kenapa Ji Yeon?” tanya IU.
“Sudah 2 hari ini, namja mesum itu selalu datang padaku.”
“Namja mesum? Siapa?” tanya Sully.
“Oppa mu, Sully..”
“Minho oppa? Minho oppa tidak mungkin berbuat sesuatu yang berbau mesum, Ji Yeon.” Jawab Sully kaget.
“Apa jangan- jangan Minho sunbae mulai menyukai Ji Yeon. Ahh... Ji Yeon kau akan menerima karmamu.” Ucap IU membuatku bingung.
“Maksudmu apa, IU?” aku mengernyitkan keningku.
“Kau kan pernah bilang, kalau kau tidak akan pernah mau berhubungan dengan namja populer seperti Minho sunbae. Karena menurutmu Minho sunbae adalah playboy.” Jawab IU.
“Minho oppa bukan playboy, tapi Jonghyun oppa yang playboy. Ji Yeon bukankah kau pintar, tapi kau tidak bisa membedakan mana namja playboy dan mana namja baik. Minho oppa bukan playboy. Buktinya kau lihatkan kemarin saat Seohyun mencoba mendekati Minho oppa dengan memberikan minumannya untuk Minho oppa, tapi Minho oppa tidak memperdulikan Seohyun. Apa itu yang disebut playboy? Kau ini sangat payah dalam urusan cinta. Sama sih kayak Minho oppa, pengalamannya soal cinta sangat dangkal.” Ucap Sully membela Minho oppa.
“Mianhae, Sully. Tapi, aku tidak menyukai Minho sunbae.” Jawabku.
“Kalau Minho oppa benar menyukaimu, bagaiamana?” tanya Sully dan membuatku kaget.
“Itu tidak mungkin Sully. Aku yakin Minho sunbae akan suka dengan yeoja seperti Suzy sunbae, yang cantik dan dia juga populer di sekolah ini.” ucapku.
“Kau juga populer, kau adalah kebanggaan sekolah Ji Yeon. Semua murid di sekolah ini mengenalmu, karena kau selalu menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti setiap olimpiade dalam bidang akademik.” Ucap IU.
“Aissshhh... Hentikan pujian kalian terhadapku. Lama- lama hidungku ini akan terbang.” Ucapku dan tersenyum kepada sahabat- sahabatku ini.
“Tapi, aku tidak akan menyukai Minho sunbae.” Ucapku lagi dingin.
“Itu sih terserahmu, Ji Yeon. Itukan perasaanmu yang bicara.” Jawab IU.
“Berhenti bergosip, Donghae Songsaenim sudah tiba...” ucap Taemin tiba- tiba.....
****JAM ISTIRAHAT..........***********
“Ji Yeon, kita ke kantin......” ajak IU.
“Anii, hari ini aku mau ke taman sekolah saja. Lagi pula aku membawa belal sendiri.”
“Kau ini senang sekali menyendiri disana.” Ucap Taemin.
Aku hanya tersenyum melihat kepergian 3 sahabatku.
Choi Minho pov....
Aku bersama 3 sahabatku baru saja tiba di kantin. Seperti biasa terdengar teriakkan para yeoja. Ku perhatikan setiap sudut kantin.
“Yeoja Park kau dimana? Mengapa tidak ada disini?” batinku.
“Kyyaaa.. Minho, kau mencari siapa?” tanya Onew mengagetkanku.
“Anii, aisshhh... Aku ingin ke toilet. Kalian makan saja duluan.” Ucapku.
Sebenarnya itu hanya alasan, aku berniat untuk mencari Ji Yeon.
“Aku rasa Yeoja Park ada di taman.” Batinku. Aku langkahkan kakiku menuju taman. Namun ada seseorang yang menahanku dan menggelayut di tanganku. Ternyata Seohyun.
“Minho sunbae, kau mau kemana?” tanyanya.
“Lepaskan tanganmu dari tanganku.”
“Tidak akan aku lepaskan sebelum kau menjawab pertanyaanku, sunbae.”
“Aku ada urusan. Ayo lepaskan..” ucapku dan berusaha melepaskan tanganku dan berlari meninggalkan Seohyun.
@Taman Seoul High School..
Di balik sebuah pohon, aku melihat seorang yeoja yang sedang membaca buku dan menyantap makanan. Entah makanan apa yang sedang ia santap. Dia adalah Park Ji Yeon.
“Kau disini..”
“Sunbae lagi.”
“Kau tidak suka?”
“Apa maumu, sunbae? Jangan bilang kalau kau mulai menyukaiku.”
“Kau ini geer sekali.”
“Sudah dua hari ini, sunbae menemuiku disini.”
“Aku hanya ingin mengenalmu.”
“Maksud sunbae?”
“Bagaimana kalau kita berteman?”
“Aku tidak menganggap sunbae musuhku.”
“Kau ini..” mengacak- acak rambut Ji Yeon.
“Rambutku berantakan karena ulahmu.”
“Ulah tanganku Ji Yeon.”
“Candaanmu sangat garing, sunbae..”
“Aku bukan pelawak. Aku tidak bisa bercanda dengan baik.”
“Jadilah dirimu sendiri, sunbae.”
“Berhentilah membaca buku, Ji Yeon. Jika kau sedang berbicara dengan seseorang, kau harus menatap wajahnya. Etika mu sangat buruk Ji Yeon.”
“Mianhae.. Sunbae.”
Kruyukkkkkkkk.........
“Suara apa itu, sunbae?”
“Perutku.. hheheh.......”
“Sunbae, kau belum makan? Ini masih ada satu potong sandwich milikku. Kau makan saja, aku sudah kenyang.”
“Sepertinya tidak tulus.”
“Apa perlu aku menyuapimu?”
“Tentu.... Ayo suapi aku..”
“Anii, sunbae..... Kau kan punya tangan sendiri..”
“Sekali saja Ji Yeon.”
“Baiklah....”
Aku dan Ji Yeon pun mulai dekat dan semenjak hari itu, kami sering bertemu di taman sekolah tanpa sepengetahuan siapapun.
Tidak terasa hari ini adalah hari kelulusan Choi Minho bersama teman- temannya yang lain. Di hari perpisahan, sekolah mengadakan acara perpisahan sejenis pensi. Semua diundang dari kelas 1 sampai kelas 3.
Choi Minho pov..
“Minho oppa.. selamat ya.... Karena kau lulus.. Onew oppa, Jonghyun oppa, dan Key oppa juga..” ucap Sully.
“Yeoja Park, kemana? Dia tidak datang?” tanyaku pada Sully.
“Malam ini Ji Yeon pergi kesini bersama Thunder sunbae. Mungkin masih di jalan.” Jawabnya.
“IU, Taemin.... Kemari..” teriak Sully pada sahabatnya.
“Eh, Ji Yeon bersama Thunder sunbae?” tanya IU pada Sully.
“Sepertinya ia.” Jawab Sully.
“Neomu yeoppo....” ucap Jonghyun, Onew, dan Key bersamaan.
“Ji Yeon....” teriak Sully dan IU..
“Tidak bersama Thunder sunbae?”
“Anii. Thunder oppa malam ini berangkat ke Amerika.” Jawab Ji Yeon.
“Jadi, Thunder sunbae tidak akan datang malam ini?” tanya IU.
“Nae. Berjam- jam aku dandan untuk terlihat cantik di hadapannya. Aku gagal berangkat dengannya. Menyebalkan sekali..” jawab Ji Yeon.
“Kau menyukai Thunder sunbae, Ji Yeon??” tanya Taemin.
“Diakan kakak ku..” jawab Ji Yeon.
“Kakakmu? Kenapa baru cerita sekarang?” tanya Sully.
“Kalian tidak bertanya..” jawabnya dingin.
“Minho sunbae, malam ini kau sangat tampan..” ucap Seohyun yang entah sejak kapan berada diantara kami.
“Ji Yeon.... Kau datang juga ternyata...” ucapnya lagi pada Ji Yeon.
“Apa maumu, hah?’ jawab JI Yeon ketus. Namun, membuatku tersenyum gemas melihat tingkahnya.
“Oh iya, Thunder sunbae tidak kemari?” tanya Seohyun.
“Seohyun.. Jangan dekati oppaku! Aku tidak mau menjadi adik iparmu.” Jawabku
“Aku hanya bertanya, Ji Yeon. Lagi pula aku sudah mempunyai Minho sunbae.” Jawab Seohyun.
“Issshhhh...... “dengus Ji Yeon.
“Kalian berdua jika bertemu seperti kucing dan anjing saja. Kau tahu, hal itu sunggh aku semakin gemas pada kalian berdua.” Ucapku.
“Yyaaa.... Choi Minho beritahu yeojacingu khayalanmu ini untuk bersikap baik padaku.” Jawab Ji Yeon dan pergi meniggalkan kami.
“Ini adalah kesempatan berharga untuk mendekati Ji Yeon..” ucap Jonghyun. Namun segera dihalangi Sully.
“Jonghyun oppa mau kemana?” tanya Sully pada Jonghyun.
“Aku mau menemani Ji Yeon.” Jawab Jonghyun.
“Tidak usah sunbae. Ji Yeon masih punya aku, Sully, dan Taemin sahabatnya. Kami bisa menemuinya.
“Hahhhahaahha......” kami pun tertawa melihat ekspresi Jonghyun.
“Minho sunbae, bagaimana kalau kita dansa?” ajak Seohyun.
“Mianhae, dansa dengan namja lain saja.” Jawabku.
Park Ji Yeon pov...
“Kau kenapa? Sepertinya mood mu hari ini sangat buruk.” Tanya Sully.
“Entahlah.....”
“Aku tahu, kau pasti takut tidak akan melihat Minho oppa setelah malam inikan?” goda Sully.
“Maksudmu apa?”
“Sepertinya Minho oppa benar- benar menyukaimu Ji Yeon.” Ucap Sully.
Tiba- tiba saja ada beberapa yeoja menghmpiri kami dan menyuruhku ke taman sekolah, mereka bilang Donghae songsaenim ingin bertemu denganku.
@taman Seoul High School..
“Untuk apa Donghae songsaenim menyuruhku kesini?” batinku. Aku pun duduk disebuah bangku yang sering aku tempati.
“Kau sudah disini?” tanya seseorang.
“Donghae songsaenim, apa yang ingin songsaenim bicarakan?” saat aku membalikkan tubuhku ke arah suara itu, ternyata itu bukan Donghae songsaenim melainkan Minho oppa.
“Minho sunbae...”
“Memang kau pikir siapa? Aku hanya menggunakan nama Donghae songsaenim agar kau mau kesini.” Jawab Minho oppa dan tersenyum jahil.
“Seharusnya aku tahu lebih dulu, kalau Donghae songsaenim mana mungkin mengajakku bertemu di tempat ini.”
“Ji Yeon..... Mau berdansa denganku?” ajaknya.
“Aku tidak bisa berdansa, sunbae..”
“Ayolah.. Aku akan mengajarimu.” Minho oppa meraih tanganku. Kami berdansa, tanpa musik.
“Disini tidak ada musik, sunbae.”
“Tutup matamu, kau akan mendengarkan sebuah melodi yang indah.”
Aku dan Minho sunbae berdansa. Dan kini Minho sunbae memelukku.
“Ji Yeon kau dapat merasakan detak jantungku?”
Aku hanya mengangguk.
“Beginilah detak jantungku ketika bersamamu. Saranghae yeoja Park.” Bisik Minho sunbae.
“Minho sunbae..” panggilku pelan
“Ada seseorang yang kucintai. Dia yang pertama dalam hidupku dan untuk sisa hidupku, dia akan menjadi satu-satunya. Park Ji Yeon jadilah yeojacinguku.” Ucap Minho sunbae.
“Minho sunbae.. Apa sunbae serius dengan ucapanmu?”
“Sangat serius Park Ji Yeon. Jadilah yeojacinguku. Dengarkan aku Park Ji Yeon, dengarkan baik- baik. Saranghae jeongmal saranghae Park Ji Yeon.” Dia mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya. Ternyata dia mengeluarkan sebuah liontin dengan inesial MJ.
Minho oppa memakaikan liontin berinisial MJ itu di leherku.
“Kau terlihat cocok memakai liontin ini.” ucapnya.
“MJ?”
“MJ adalah singkatan dari Minho Ji Yeon. Saranghae jeongmal saranghae Park Ji Yeon..” ucapnya sambil menggenggam erat kedua tanganku dan juga menatap dalam mataku.
“Na...do....saranghae Minho sunbae.” Jawabku pelan.
“Kau masih memanggilku Sunbae? Aku kan sekarang namjacingumu.”
“Nae, Minho oppa..”
“Oppa? Kau juga memanggil Thundet dengan sebutan oppa. aku tidak mau.”
“Lantas?”
“Panggil aku yeobo..”
“Aissshhhh...... yeobo........ Aniii........”
Chuuuppppppp...................... Minho oppa mencium bibir sekilas.
“My first kiss...........”
“Hhehehe...... Your first kiss is me..... hhahhahah.......”
“Choi Minho.............................”
“Panggil aku yeobo, jagiya.....”
“Anii.. Aku panggil oppa saja..”
“Mau aku kiss lagii.. hhaahh...”
“Anii anii.. Mianhae.. yeobo...”
“Aku senang kau memanggilku yeobo, jagiya...... Saranghae saranghae saranghae Park Ji Yeon......”
@taman Seoul High School..
“Untuk apa Donghae songsaenim menyuruhku kesini?” batinku. Aku pun duduk disebuah bangku yang sering aku tempati.
“Kau sudah disini?” tanya seseorang.
“Donghae songsaenim, apa yang ingin songsaenim bicarakan?” saat aku membalikkan tubuhku ke arah suara itu, ternyata itu bukan Donghae songsaenim melainkan Minho oppa.
“Minho sunbae...”
“Memang kau pikir siapa? Aku hanya menggunakan nama Donghae songsaenim agar kau mau kesini.” Jawab Minho oppa dan tersenyum jahil.
“Seharusnya aku tahu lebih dulu, kalau Donghae songsaenim mana mungkin mengajakku bertemu di tempat ini.”
“Ji Yeon..... Mau berdansa denganku?” ajaknya.
“Aku tidak bisa berdansa, sunbae..”
“Ayolah.. Aku akan mengajarimu.” Minho oppa meraih tanganku. Kami berdansa, tanpa musik.
“Disini tidak ada musik, sunbae.”
“Tutup matamu, kau akan mendengarkan sebuah melodi yang indah.”
Aku dan Minho sunbae berdansa. Dan kini Minho sunbae memelukku.
“Ji Yeon kau dapat merasakan detak jantungku?”
Aku hanya mengangguk.
“Beginilah detak jantungku ketika bersamamu. Saranghae yeoja Park.” Bisik Minho sunbae.
“Minho sunbae..” panggilku pelan
“Ada seseorang yang kucintai. Dia yang pertama dalam hidupku dan untuk sisa hidupku, dia akan menjadi satu-satunya. Park Ji Yeon jadilah yeojacinguku.” Ucap Minho sunbae.
“Minho sunbae.. Apa sunbae serius dengan ucapanmu?”
“Sangat serius Park Ji Yeon. Jadilah yeojacinguku. Dengarkan aku Park Ji Yeon, dengarkan baik- baik. Saranghae jeongmal saranghae Park Ji Yeon.” Dia mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya. Ternyata dia mengeluarkan sebuah liontin dengan inesial MJ.
Minho oppa memakaikan liontin berinisial MJ itu di leherku.
“Kau terlihat cocok memakai liontin ini.” ucapnya.
“MJ?”
“MJ adalah singkatan dari Minho Ji Yeon. Saranghae jeongmal saranghae Park Ji Yeon..” ucapnya sambil menggenggam erat kedua tanganku dan juga menatap dalam mataku.
“Na...do....saranghae Minho sunbae.” Jawabku pelan.
“Kau masih memanggilku Sunbae? Aku kan sekarang namjacingumu.”
“Nae, Minho oppa..”
“Oppa? Kau juga memanggil Thunder dengan sebutan oppa. aku tidak mau.”
“Lantas?”
“Panggil aku yeobo..”
“Aissshhhh...... yeobo........ Aniii........”
Chuuuppppppp...................... Minho oppa mencium bibir sekilas.
“My first kiss...........”
“Hhehehe...... Your first kiss is me..... hhahhahah.......”
“Choi Minho.............................”
“Panggil aku yeobo, jagiya.....”
“Anii.. Aku panggil oppa saja..”
“Mau aku kiss lagii.. hhaahh...”
“Anii anii.. Mianhae.. yeobo...”
“Aku senang kau memanggilku yeobo, jagiya...... Saranghae saranghae saranghae Park Ji Yeon......”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar